oleh : Nadina Salsabila
Rasi bintang Aquila
adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern yang diakui oleh International
Astronomical Union (IAU). Nama "Aquila" sendiri berasal dari bahasa
Latin yang berarti "Elang," dan rasi ini terletak di langit belahan utara.
Rasi ini menjadi terkenal berkat bintang paling terangnya, Altair (α Aquilae),
yang terletak hanya sekitar 16,7 tahun cahaya dari Bumi, menjadikannya salah
satu bintang paling dekat dengan planet kita. Altair merupakan bagian dari
asterisme yang dikenal sebagai Segitiga Musim Panas, bersama dengan Vega dari rasi
Lyra dan Deneb dari rasi Cygnus. Secara keseluruhan, Aquila menjadi pusat
perhatian di langit malam karena letaknya yang strategis di jalur Bima Sakti,
penuh dengan objek langit yang menarik, termasuk gugus bintang dan nebula.
Dalam tradisi Islam,
ilmu astronomi (falak) memegang peranan penting, baik dalam praktik ibadah
maupun sebagai bentuk pengembangan pengetahuan. Rasi bintang Aquila, yang
secara harfiah berarti "Elang", disebut dalam bahasa Arab sebagai
"Nisr al-Tair" (الطائر النسري), yang artinya adalah "Elang yang Terbang". Beberapa
bintang utama dalam rasi ini memiliki nama-nama yang berasal dari bahasa Arab,
seperti Alshain (β Aquilae), yang berarti "Bintang Elang", dan
Tarazed (γ Aquilae), yang juga memiliki akar kata dalam bahasa Arab. Nama Deneb
el Okab (ζ Aquilae dan ε Aquilae),
yang menggambarkan bagian ekor elang, mengandung pengaruh budaya Arab yang
kaya. Para astronom Muslim pada masa kejayaan peradaban Islam banyak mengkaji
dan mendokumentasikan posisi bintang-bintang, termasuk yang ada di rasi Aquila,
yang tercatat dalam karya-karya besar mereka seperti "Kitab al-Kawakib
al-Thabitah" oleh Al-Sufi dan "Almagest" oleh Ptolemaeus, yang
kemudian diterjemahkan dan dikembangkan oleh ilmuwan Muslim.
Dalam ajaran Islam,
pengamatan terhadap alam semesta memiliki nilai spiritual yang mendalam. Salah
satu ayat Al-Qur'an yang mengajarkan umat Muslim untuk memperhatikan
tanda-tanda kebesaran Allah terdapat dalam Surah Al-Imran (3:190-191), yang
menyatakan: "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, serta
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."
Rasi bintang Aquila, khususnya bintang Altair, yang bersinar terang di langit
malam, diinterpretasikan sebagai simbol kebesaran Allah SWT yang Maha Kuasa
atas segala ciptaan-Nya. Dengan mempelajari langit, umat Muslim diajarkan untuk
merenungkan ciptaan-Nya yang tak terhingga, sambil terus mengembangkan ilmu
pengetahuan sebagai sarana untuk memperdalam iman dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Peradaban Islam telah
berperan besar dalam pengembangan ilmu astronomi. Astronom Muslim seperti
Al-Battani dan Al-Zarqali memberikan kontribusi besar dalam pengamatan dan
pencatatan posisi bintang. Mereka juga mengembangkan instrumen astronomi,
seperti astrolabe, untuk mengukur posisi bintang dan menentukan waktu salat.
Meskipun rasi Aquila tidak menjadi pusat kajian mereka, para ilmuwan ini
berperan penting dalam mendokumentasikan posisi bintang-bintang yang ada di
rasi ini, yang pada akhirnya memberikan panduan bagi navigasi dan perhitungan
kalender Hijriah. Nama-nama bintang dalam rasi Aquila yang berasal dari bahasa
Arab adalah hasil warisan ilmuwan Muslim yang sangat menghargai pengetahuan
langit.
Dalam budaya Arab,
terutama pada zaman pra-Islam, elang memiliki makna simbolis yang sangat
penting. Elang dianggap sebagai hewan yang melambangkan kekuatan, kebebasan,
dan kemampuan untuk menguasai langit. Dalam Islam, simbolisme ini
bertransformasi menjadi representasi dari kekuatan Allah dalam menguasai alam
semesta. Rasi Aquila, dengan bentuknya yang menyerupai burung elang,
mengingatkan umat Islam akan kebesaran Sang Pencipta yang Maha Agung, serta
keagungan ciptaan-Nya yang tak terbatas. Elang sebagai simbol dari kebebasan
dan penguasaan langit juga dapat diartikan sebagai kekuasaan Allah yang tidak
terhingga.
Bagi umat Muslim,
pengamatan terhadap rasi bintang Aquila dan bintang-bintang lainnya adalah cara
untuk merenungkan kebesaran Allah SWT. Dalam Islam, ilmu pengetahuan, termasuk
astronomi, dipandang sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bintang
Altair, yang menjadi bintang utama dalam rasi Aquila, adalah contoh dari
ciptaan Allah yang sempurna, dengan kecerahan yang menakjubkan dan jarak yang
sangat dekat dengan Bumi. Selain itu, pengamatan terhadap rasi bintang Aquila
dan objek-objek langit lainnya memberikan wawasan tentang keteraturan alam
semesta yang sejalan dengan prinsip Islam mengenai keteraturan ciptaan Allah
yang Maha Kuasa. Rasi bintang Aquila, yang penuh dengan kekayaan ilmiah dan
spiritual, memberikan umat Muslim pelajaran tentang ilmu, iman, dan refleksi
tentang kehidupan.
Daftar Referensi
Wikipedia. 2021. Aquila (rasi bintang). Diakses pada 23
Januari 2025 dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Aquila_(rasi_bintang)
Info Astronomy. 2012. Mengenal
Bintang Altair. Diakses pada
23 Januari 2025 dalam https://www.infoastronomy.org/2012/12/mengenal-bintang-altair.html
Zenosphere. 2015. Peta Bintang Al–Sufi. Diakses pada 23
Januari dalam https://zenosphere.wordpress.com/2015/05/31/peta-bintang-al-sufi/
Gambar : https://starregistration.net/media/wysiwyg/Constellations/Aquila.png
Biodata Penulis :
Nama Lengkap : Nadina
Salsabila
Kelas : X-1
Asal Daerah : Ambulu ,
Jember
Asal Sekolah : MTs
“Unggulan” Nuris Jember
Prestasi :
-
Medali Emas Olimpiade Bahasa Indonesia Tingkat Nasional
-
Medali Perak Olimpiade Bahasa Indonesia Tingkat Nasional
-
Juara 2 Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Nasional
-
Juara 1 Baca Puisi Tingkat Kabupaten
-
Juara 2 Pidato Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten
Pengalaman Organisasi :
-
Pengurus TOASTRON
-
Osis SMA Nuris Jember
-
Anggota MN
-
Anggota Jurnalistik Lensa Nuris